18 Desember 2008

3 PINTU KEBIJAKSANAAN



Seorang Raja, mempunyai anak tunggal yg pemberani, trampil dan pintar.Untuk menyempurnakan pengetahuannya, ia mengirimnya kepada seorang pertapa bijaksana

"Berikanlah pencerahan padaku tentang Jalan Hidupku" Sang Pangeran meminta.

"Kata-kataku akan memudar laksana jejak kakimu di atas pasir", ujar Pertapa."Saya akan berikan petunjuk padamu, di Jalan Hidupmu engkau akan menemui3 pintu. Bacalah kata-kata yang tertulis di setiap pintu dan ikuti kata hatimu. Sekarang pergilah" sang Pertapa menghilang dan Pangeran melanjutkanperjalanannya.

Segera ia menemukan sebuah pintu besar yang di atasnya tertulis kata "UBAHLAH DUNIA"

"Ini memang yang kuinginkan" pikir sang Pangeran. "Karena di Dunia ini ada hal-hal yang aku sukai dan ada pula hal2 yang tak kusukai. Aku akan mengubahnya agar sesuai keinginanku"

Maka mulailah ia memulai pertarungannya yang pertama, yaitu mengubah dunia. Ambisi, cita-cita dan kekuatannya membantunya dalam usaha menaklukkan dunia agar sesuai hasratnya. Ia mendapatkan banyak kesenangan dalam usahanya tetapi hatinya tidak merasa damai. Walau sebagian berhasil diubahnya tetapi sebagian lainnya menentangnya.

Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari, ia bertemu sang Pertapa kembali.
"Apa yang engkau pelajari dari Jalanmu ?" Tanya sang Pertapa

"Aku belajar bagaimana membedakan apa yang dapat kulakukan dengan kekuatanku dan apa yang di luar kemampuanku, apa yang tergantung padaku dan apa yang tidak tergantung padaku" jawab Pangeran

"Bagus! Gunakan kekuatanmu sesuai kemampuanmu. Lupakan apa yang diluar kekuatanmu, apa yang engkau tak sanggup mengubahnya" dan sang Pertapa menghilang"

Tak lama kemudian, sang Pangeran tiba di Pintu kedua yang bertuliskan "UBAHLAH SESAMAMU"

"Ini memang keinginanku" pikirnya. "Orang-orang di sekitarku adalah sumber kesenangan, kebahagiaan, tetapi mereka juga yang mendatangkan derita, kepahitan dan frustrasi"

Dan kemudian ia mencoba mengubah semua orang yang tak disukainya. Ia mencoba mengubah karakter mereka dan menghilangkan kelemahan mereka. Ini menjadi pertarungannya yang kedua.

Tahun-tahun berlalu, kembali ia bertemu sang Pertapa.
"Apa yang engkau pelajari kali ini?"

"Saya belajar, bahwa mereka bukanlah sumber dari kegembiraan atau kedukaanku, keberhasilan atau kegagalanku. Mereka hanya memberikan kesempatan agar hal-hal tsb dapat muncul. Sebenarnya di dalam diriku lah segala hal tersebut berakar"

"Engkau benar" Kata sang Pertapa.
"Apa yang mereka bangkitkan dari dirimu, sebenarnya mereka mengenalkan engkau pada dirimu sendiri. Bersyukurlah pada mereka yang telah membuatmu senang & bahagia dan bersyukur pula pada mereka yang menyebabkan derita dan frustrasi. Karena melalui mereka lah, Kehidupan mengajarkanmu apa yang perlu engkau kuasai dan jalan apa yang harus kautempuh"
Kembali sang Pertapa menghilang.

Kini Pangeran sampai ke pintu ketiga "UBAHLAH DIRIMU"
"Jika memang diriku sendiri lah sumber dari segala problemku, memang disanalah aku harus mengubahnya" Ia berkata pada dirinya sendiri.

Dan ia memulai pertarungannya yang ketiga. Ia mencoba mengubah karakternya sendiri, melawan ketidak sempurnaannya, menghilangkan kelemahannya, mengubah segala hal yg tak ia sukai dari dirinya, yang tak sesuai dengan gambaran ideal.

Setelah beberapa tahun berusaha, dimana sebagian ia berhasil dan sebagian lagi gagal dan ada hambatan, Pangeran bertemu sang Pertapa kembali.
"Kini apa yang engkau pelajari ?"

"Aku belajar bahwa ada hal-hal di dalam diriku yang bisa ditingkatkan danada yang tidak bisa saya ubah"

"Itu bagus" ujar sang pertapa. "Ya" lanjut Pangeran, "tapi saya mulai lelah untuk bertarung melawan dunia, melawan setiap orang dan melawan diri sendiri. Tidakkah ada akhir dari semua ini? Kapan saya bisa tenang? Saya ingin berhenti bertarung, ingin menyerah, ingin meninggalkan semua ini !"

"Itu adalah pelajaranmu berikutnya" ujar Pertapa. Tapi sebelum itu, balikkan punggungmu dan lihatlah Jalan yang telah engkau tempuh" Dan iapun menghilang.

Ketika melihat ke belakang, ia memandang Pintu Ketiga dari kejauhan danmelihat adanya tulisan di bagian belakangnya yang berbunyi "TERIMALAH DIRIMU".

Pangeran terkejut karena tidak melihat tulisan ini ketika melalui pintu tsb."Ketika seorang mulai bertarung, maka ia mulai menjadi buta" katanya pada dirinya sendiri.

Ia juga melihat, bertebaran di atas tanah, semua yang ia campakkan, kekurangannya, bayangannya, ketakutannya. Ia mulai menyadari bagaimana mengenali mereka, menerimanya dan mencintainya apa adanya. Ia belajar mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi membandingkan dirinya dengan orang lain, tanpa mengadili, tanpa mencerca dirinya sendiri.
Ia bertemu sang Pertapa, dan berkata "Aku belajar, bahwa membenci dan menolak sebagian dari diriku sendiri sama saja dengan mengutuk untuk tidak pernah berdamai dengan diri sendiri. Aku belajar untuk menerima diriku seutuhnya, secara total dan tanpa syarat."

"Bagus, itu adalah Pintu Pertama Kebijaksanaan" , ujar Pertapa. "Sekarang engkau boleh kembali ke Pintu Kedua"

Segera ia mencapai Pintu Kedua, yang tertulis di sisi belakangnya "TERIMALAH SESAMAMU"

Ia bisa melihat orang2 di sekitarnya, mereka yang ia suka dan cintai, serta mereka yang ia benci. Mereka yang mendukungnya, juga mereka yang melawannya.

Tetapi yang mengherankannya, ia tidak lagi bisa melihat ketidaksempurnaan mereka, kekurangan mereka. Apa yang sebelumnya membuat ia malu dan berusaha mengubahnya.

Ia bertemu sang Pertapa kembali, "Aku belajar" ujarnya "Bahwa dengan berdamai dengan diriku, aku tak punya sesuatupun untuk dipersalahkan pada orang lain, tak sesuatupun yg perlu ditakutkan dari merela. Aku belajar untuk menerima dan mencintai mereka, apa adanya.

"Itu adalah Pintu Kedua Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa, "Sekarang pergilah ke Pintu Pertama"
Dan di belakang Pintu Pertama, ia melihat tulisan "TERIMALAH DUNIA"

"Sungguh aneh" ujarnya pada dirinya sendiri "Mengapa saya tidak melihatnya sebelumnya". Ia melihat sekitarnya dan mengenali dunia yang sebelumnya berusaha ia taklukkan dan ia ubah. Sekarang ia terpesona dengan betapa cerah dan indahnya dunia. Dengan kesempurnaannya.
Tetapi, ini adalah dunia yang sama, apakah memang dunia yang berubah atau cara pandangnya?

Kembali ia bertemu dengan sang Pertapa : "Apa yang engkau pelajarisekarang ?"
"Aku belajar bahwa dunia sebenarnya adalah cermin dari jiwaku. Bahwa Jiwaku tidak melihat dunia melainkan melihat dirinya sendiri di dalam dunia. Ketika jiwaku senang, maka dunia pun menjadi tempat yang menyenangkan. Ketika jiwaku muram, maka dunia pun kelihatannya muram.
Dunia sendiri tidaklah menyenangkan atau muram. Ia ADA, itu saja.Bukanlah dunia yang membuatku terganggu, melainkan ide yang aku lihat mengenainya. Aku belajar untuk menerimanya tanpa menghakimi, menerima seutuhnya, tanpa syarat.

"Itu Pintu Ketiga Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa. "Sekarang engkau berdamai dengan dirimu, sesamamu dan dunia" Sang pertapa pun menghilang.
Sang pangeran merasakan aliran yang menyejukkan dari kedamaian,ketentraman, yang berlimpah merasuki dirinya. Ia merasa hening dan damai.

12 Desember 2008

7 KIAT MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DI KANTOR


Emosi adalah hal begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada Anda


Membahas soal emosi maka sangat kait eratannya dengan kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres.


Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.


Nah, agar kecerdasan emosional Anda terjaga dengan baik, berikut 7 ketrampilan yang harus Anda perhatikan dan tak ada salahnya Anda coba:


* Mengenali emosi diri

Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian.


* Melepaskan emosi negatif

Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul.


* Mengelola emosi diri sendiri

Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan.


Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya.


Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.


* Memotivasi diri sendiri

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional--menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati--adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.


* Mengenali emosi orang lain

Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.


* Mengelola emosi orang lain

Jika ketrampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia. Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain.


* Memotivasi orang lain

Ketrampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan andal.


Jadi, sesungguhnya ketujuh ketrampilan ini merupakan langkah-langkah yang berurutan. Anda tidak dapat memotivasi diri sendiri kalau Anda tidak dapat mengenali dan mengelola emosi diri sendiri. Setelah Anda memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, barulah kita dapat memotivasi orang lain.

11 Desember 2008

Prinsip 90/10

Dapet dari email teman nih..Bagus..

PRINSIP 90/10
oleh: STEPHEN COVEY

Bagaimana prinsip 90/10 itu?
- 10% dari hidup Anda terjadi karena apa yang langsung Anda alami.
- 90% dari hidup Anda ditentukan dari cara Anda bereaksi.

Apa Maksudnya?
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri Anda.
Contohnya: Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan hal ini akan membuang seluruh schedule Anda. Kemacetan telah menghambat seluruh rencana Anda. Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini. Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini.

Bagaimana caranya?
Dari cara reaksi Anda !!!. Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi Anda dapat mengontrol reaksi Anda.

Marilah kita lihat contoh di bawah ini:

KONDISI:
Anda makan pagi dengan keluarga Anda. Anak Anda secara tidak sengaja menyenggol cangkir kopi minuman Anda sehingga pakaian kerja Anda tersiram kotor. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang baru saja terjadi ???

Reaksi Anda (1):
Anda bentak anak Anda karena telah menjatuhkan kopi ke pakaian Anda. Anak Anda akhirnya menangis. Setelah membentak, Anda menoleh ke istri Anda dan mengkritik karena telah menaruh cangkir pada posisi terlalu pinggir di ujung meja.
Akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Anda lari ke kamar dan cepat-cepat ganti baju. Kembali ke ruang makan, anak Anda masih menangis sambil menghabiskan makan paginya. Akhirnya anak Anda ketinggalan bis. Istri Anda harus secepatnya pergi kerja. Anda buru-buru ke mobil dan mengantar anak Anda ke sekolah. Karena Anda telat, Anda laju mobil dengan kecepatan 70 km/jam padahal batas kecepatan hanya boleh 60 km/jam.
Setelah terlambat 15 menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 600.000,- karena melanggar lalu lintas, akhirnya Anda sampai di sekolah. Anak Anda secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit.
Setelah tiba di kantor di mana Anda telat 20 menit, Anda baru ingat kalau tas Anda tertinggal di rumah.
Hari kerja Anda dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan semakin buruk. Pikiran Anda terganggu karena kondisi di rumah. Pada saat tiba di rumah, Anda menjumpai beberapa gangguan hubungan dengan istri dan anak Anda.

Mengapa ?
Karena cara Anda bereaksi pada pagi hari.
Mengapa Anda mengalami hari yang buruk ?*
1. Apakah penyebabnya karena kejatuhan kopi ?
2. Apakah penyebabnya karena anak Anda ?
3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas ?
4. Apakah Anda penyebabnya ?
Jawabannya adalah No. 4 yaitu penyebabnya adalah ANDA SENDIRI !!!

Anda tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada cangkir kopi.
Cara Anda bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah penyebab hari buruk Anda.
Berikut adalah contoh yang sebaiknya atau seharusnya Anda sikapi.

Reaksi Anda (2): Cairan kopi menyiram baju Anda. Begitu anak Anda akan menangis, Anda berkata lembut : "Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya." Anda ambil handuk kecil dan lari ke kamar. Setelah mengganti pakaian dan mengambil tas, secepatnya Anda menuju jendela ruang depan dan melihat anak Anda sedang naik bis sambil melambaikan tangan ke Anda. Anda kemudian mengecup lembut pipi istri Anda dan mengatakan: "Sampai jumpa makan malam nanti." Anda datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan muka cerah menegur staf Anda. Bos Anda mengomentari semangat dan kecerahan hari Anda di kantor.

Apakah Anda melihat perbedaan kedua kondisi tersebut?
2 (dua) skenario berbeda, dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri dengan kondisi berbeda.
Mengapa? Ternyata penyebabnya adalah dari cara Anda bereaksi !.
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang 90% tergantung dari reaksi Anda sendiri.

Ini adalah cara untuk menerapkan prinsip 90/10. Jika ada orang yang mengatakan hal buruk tentang Anda, jangan cepat terpancing. Biarkan serangan tersebut mengalir seperti air di gelas. Anda jangan membiarkan komentar buruk tersebut mempengaruhi Anda.

Jika beraksi seadanya atau salah reaksi maka akan menyebabkan Anda: kehilangan teman, dipecat, stress dan lain-lain yang merugikan. Bagaimana reaksi Anda jika mobil Anda mengalami kemacetan dan terlambat masuk kantor? Apakah Anda akan marah? Memukul stir mobil? Memaki-maki? Apakah tekanan darah Anda akan naik cepat?

Siapa yang peduli jika Anda datang telat 10 detik ? Kenapa Anda biarkan kondisi tersebut merusak hari Anda ? Cobalah ingat prinsip 90/10 dan jangan khawatir, masalah Anda akan cepat terselesaikan.
Contoh lain:
- Anda dipecat.
Mengapa Anda sampai tidak bisa tidur dan khawatir? Suatu waktu akan ada jalan keluar. Gunakan energi dan waktu yang hilang karena kekhawatiran tersebut untuk mencari pekerjaan yang lain.

- Pesawat terlambat.
Kondisi ini merusak seluruh schedule Anda. Kenapa Anda marah-marah kepada petugas tiket di bandara ? Mereka tidak dapat mengendalikan terhadap apa yang terjadi. Kenapa harus stress ? Kondisi ini justru akan memperburuk kondisi Anda. Gunakan waktu Anda untuk mempelajari situasi, membaca buku yang Anda bawa, atau mengenali penumpang lain.

Sekarang Anda sudah tahu prinsip 90/10.
Gunakanlah dalam aktivitas harian Anda dan Anda akan kagum atas hasilnya. Tidak ada yang hilang dan hasilnya sangat menakjubkan. Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan hidup dan sakit hati yang sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita mengerti cara menggunakan prinsip 90/10.

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Sikapilah segala sesuatu dengan hati yang lemah lembut, selalu positive – thinking, beraksilah secara positif, bukalah hati kita untuk saling mengampuni, dan berikanlah senyummu setiap hari niscaya hidup itu akan terasa indah.